“Pemilih Ghaib” Selalu Bawa Masalah
Data-data yang tak valid dalam penyusunan daftar pemilih sementara
(DPS) akan selalu menimbulkan masalah atau bahkan gejolak dalam setiap
pemilihan kepala daerah. “Pemilih Ghaib” sering muncul dalam DPS
sehingga dapat menimbulkan kerawanan.
Demikian benang merah pemikiran yang mengemuka dalam diskusi
“Bagaimana Memenangi Pilgub Jabar” yang digelar Babarengan Media Center
(BMC), Selasa (18/12). Pembicara dalam serial diskusi itu adalah Ketua
KPU Jabar Yayat Hidayat, pengamat politik Herman Ibrahim dan pakar
komunikasi Deddy Djamaludin Malik.
“Pemilih ghoib masih bisa terjadi. Dari angka 36 juta yang diberikan
pemprov, kini sisa 32 juta setelah kami verifikasi. Nanti malam DPS akan
dipegang para calon. Nanti kelihatan apa ada nama ganda, tak dikenal,
yang sudah mati, dan lain-lain. Semua itu akan dikoreksi hingga 25
Desember oleh tim masing-masing calon,” kata Yayat.
Setelah tanggal 25, lanjutnya, KPU akan menerima data tambahan jika
itu memang ada. “Kami akan tetap mengakomodasi pemilih yang sekarang
belum terdaftar. Ya waktunya memang sekarang ini untuk itu.”
Dalam pandangan Deddy, KPU dan tim sukses calon memang berperan besar
untuk melakukan penelitian keabsahan pemilih. “Pada tataran inilah
sebenarnya masyarakat bisa memberikan apresiasi atas kinerja KPU. Ketika
proses verifikasi ini jeblok, siap-siaplah KPU menerima protes dari
masyarakat.”
Hal senada diungkapkan Herman Ibrahim, bahwasanya tarik-menarik
kepentingan dalam DPS dan DPT memang biasa terjadi. Pihak berkuasa
berpeluang untuk menambah daftar pemilih yang dikategorikan
mendukungnya, dan sebaliknya tindak mendaftarkan pemilih yang berada di
basis lawan. (red)
by.bandung (bmc)